Pesta di Gunung Sion

Kalender Liturgi 04 Des 2024

Rabu Masa Adven I

PF S. Yohanes dari Damsyik, Imam dan Pujangga Gereja

Warna Liturgi: Ungu

Bacaan I: Yes 25:6-10a

Mazmur Tanggapan: Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6

Bacaan Injil: Mat 15:29-37

 

Bacaan I

Yes 25:6-10a

Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan,

dan menghapus air mata dari wajah semua orang.

 

Bacaan dari Kitab Yesaya:

 

Di Gunung Sion

Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa

suatu jamuan dengan masakan mewah,

dengan anggur yang tua benar;

suatu jamuan dengan lemak dan sumsum

dan dengan anggur tua yang disaring endapannya.

Di atas gunung itu Tuhan akan mengoyakkan kain kabung

yang diselubungkan kepada segala suku

dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa.

Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya,

dan Ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang.

Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi,

sebab Tuhan telah mengatakannya.

 

Pada hari itu orang akan berkata,

“Sesungguhnya, inilah Allah kita,

yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita.

Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan;

marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita

karena keselamatan yang diadakan-Nya!

Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini!”

 

Demikianlah sabda Tuhan.

 

 

Mazmur Tanggapan

Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6

R:6

Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

 

*Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.

Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau.

Ia membimbing aku ke air yang tenang,

dan menyegarkan daku.

 

*Ia menuntun aku di jalan yang lurus,

demi nama-Nya yang kudus.

Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam,

aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.

Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

 

*Engkau menyediakan hidangan bagiku

di hadapan segala lawanku.

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,

pialaku penuh melimpah.

 

*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku

seumur hidupku.

Aku akan diam di dalam rumah Tuhan

sepanjang masa.

 

 

Bacaan Injil

Mat 15:29-37

Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan melipat-gandakan roti.

 

Inilah Injil Suci menurut Matius:

 

Pada suatu ketika Yesus menyusur pantai Danau Galilea,

lalu naik sebuah bukit dan duduk di situ.

Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya

membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta,

orang bisu dan banyak lagi yang lain,

lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus,

dan mereka semua disembuhkan-Nya.

Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata,

orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat;

dan mereka memuliakan Allah Israel.

 

Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata,

“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.

Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku

dan mereka tidak mempunyai makanan.

Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar,

nanti mereka pingsan di jalan.”

 

Para murid menyahut,

“Bagaimana mungkin di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak

yang begitu besar jumlahnya?”

Kata Yesus kepada mereka, “Berapa roti ada padamu?”

“Tujuh,” jawab mereka, “dan ada juga beberapa ikan kecil.”

Yesus lalu menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.

Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu.

Ia mengucap syukur, membagi-bagi roti itu

dan memberikannya kepada para murid.

Lalu para murid membagikannya kepada orang banyak.

Mereka semuanya makan sampai kenyang.

Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan,

tujuh bakul penuh.

 

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Renungan:

 

Masyarakat Lio yang tinggal dekat gunung Kelimutu memiliki kepercayaan bahwa di tiga danau berkumpul para leluhur. Ada tiga danau yang merupakan tempat tinggal para leluhur berdasarkan cara hidup dan sikap mereka semasa hidup. Ketiga danau itu mereka sebut Tiwu ata polo, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai dan Tiwu Ata Bupu. Pertama, Tiwu Ata Polo adalah danau terbesar dengan luas 4 hektar dan kedalaman 64 meter. Danau ini berwarna merah dan dipercaya sebagai tempat berkumpulnya arwah orang yang meninggal dan melakukan kejahatan semasa hidupnya. Kedua, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai adalah danau yang terletak di antara Tiwu Ata Polo dan Tiwu Ata Bupu dengan luas 5,5 hektar dan kedalaman 127 meter. Danau ini berwarna biru dan dipercaya sebagai tempat berkumpulnya arwah anak-anak yang meninggal. Dan yang ketiga Tiwu Ata Bupu

Danau yang terpisah sekitar 500 meter dari dua danau lainnya dengan luas 4,5 hektar dan kedalaman 67 meter. Danau ini berwarna putih dan dipercaya sebagai tempat berkumpulnya arwah orang tua yang sudah meninggal. Kedua danau dipercayai sebagai tempat tinggal para leluhur yang baik di sana mereka menikmati kedamaian dan hidup bahagia.

Nabi Yesaya juga menggambarkan Gunung atau Bukit Sion sebagai tempat tinggal Allah yang memberikan rasa aman dan damai bagi semua bangsa yang adalah ciptaan Tuhan sendiri. Tuhan digambarkan oleh nabi Yesaya sebagai Allah yang penuh belaskasih dan Maha murah sehingga Dia menyediakan segala jenis makanan. Di sana tidak ada lagi penderitaan karena kekuatan jahat sudah dienyahkan sehingga manusia yang menikmati kebahagiaan itu akan mengatakan bahwa Allah adalah Maha segalanya. Dia adalah Benteng Pertahanan dan Kekuatan yang dicari manusia selama mengembara di dunia fana. “Sesungguhnya, inilah Allah kita,

yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya! Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini!”

Yesus juga menunjukkan kebesaran dan kemahamurahanNya di bukit ketika Dia mengajar banyak orang. Mereka datang ke Bukit untuk mendengar Yesus dengan penuh kepercayaan bahwa Yesus sungguh Mesias yang dinantikan. Dia sungguh Putra Allah yang melenyapkan segala penderitaan. Mereka yang selama ini penuh penderitaan dan dikuasai oleh kejahatan dunia dan merasa aman bersama Yesus. Ketika mereka menemukanNya maka rasa lapar pun hilang. Yesus melihat mereka dengan penuh belaskasihan sehingga Dia memberi mereka hidangan yang lezat yakni dengan memperbanyak tujuh balok roti. Angka tujuh merupakan angka kesempurnaan sehingga pada Yesus ada kesempurnaan dan manusia yang mencari dan percaya kepadaNya akan memiliki kesempurnaan dalam kehidupan abadi bersamaNya. Tuhan memberkati. Amin

One thought on “Pesta di Gunung Sion

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *