Kalender Liturgi 29 Jun 2024
Sabtu Pekan Biasa XII
Warna Liturgi: Merah
Bacaan I: Kis 12:1-11
Mzm Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
Bacaan II: 2Tim 4:6-8.17-18
Bait Pengantar Injil: Mat 16:18
Bacaan Injil: Mat 16:13-19
Bacaan I
Kis 12:1-11
Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes.
Bacaan dari Kisah Para Rasul
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu kepadanya, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
R:5b
Tuhan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
*Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
*Tujukkanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Bacaan II
2Tim 4:6-8.17-18
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran.
Bacaan dari Surat Kedua Raul Paulus kepada Timotius:
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Mat 16:18
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bacaan Injil
Mat 16:13-19
Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku.
Inilah Injil Suci menurut Matius:
Sekali peristiwaYesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan:
Ada sebuah kebiasaan menarik dan unik yang dilakukan oleh penduduk kota Poznan di Polandia pada pesta Santo Petrus dan Paulus. Kota Poznan memilih pelindungnya kedua Rasul ini. Pada hari itu mereka semua tanpa pandang status sama sama menikmati secara gratis sejenis roti seperti donat yang bernama poncky. Boleh makan sepuasnya. Tahun 1996 saya juga menikmati pesta ini. Saat itu rasa ingin tahu saya sangat tinggi sehingga saya bertanya kepada guru bahasa saya apakah ada alasan sehingga semua makan roti yang sama? Beliau menjawab bahwa makan roti secara bersama adalah lambang persatuan manusia dengan berbagai karakter. Ini merupakan simbol watak dan pribadi kedua Rasul yang berbeda.
Paus Fransiskus dalam kotbahnya pada pesta kedua Rasul ini tahun 2020 juga berbicara tentang persatuan. Menurut Sang Paus yang human ini bahwa kita merayakan bersama, dua sosok yang sangat berbeda:
Pertama, Petrus, seorang nelayan yang menghabiskan hari-harinya di tengah perahu dan jala, dan Paulus, seorang Farisi terpelajar yang mengajar di sinagoga.
Kedua, Ketika mereka pergi menjalankan misi, Petrus mewartakan Injil kepada orang Yahudi, dan Paulus kepada orang-orang kafir.
Ketiga, ketika jalan pikiran mereka menyeberang, mereka dapat berdebat panas tetapi tetap bersatu dalam inti ajaran, karena Paulus tidak malu mengakui dalam salah satu suratnya (lih. Gal 2:11).
Singkatnya, mereka adalah dua orang yang sangat berbeda, namun mereka melihat satu sama lain sebagai saudara, seperti yang terjadi dalam keluarga yang akrab di mana mungkin sering terjadi pertengkaran tetapi selalu ada cinta yang tak pernah gagal. Namun kedekatan menyatu antara Petrus dan Paulus bukan berasal dari kecenderungan alami, tetapi dari Tuhan. Dia tidak memerintahkan kita untuk saling menyukai, tetapi untuk saling mengasihi. Dia adalah yang mempersatukan kita, tanpa membuat kita semua sama. Dia menyatukan kita dalam perbedaan kita.
Kata Sang Paus moderat ini bahwa “Bacaan pertama hari ini membawa kita ke sumber persatuan ini. Ini menceritakan bagaimana Gereja yang baru lahir mengalami saat krisis: Herodes sangat marah, penganiayaan dengan kekerasan telah meletus, dan Rasul Yakobus telah terbunuh. Dan sekarang Petrus telah ditangkap. Komunitas saat itu tampak tanpa sosok pemimpin, semua orang takut akan kehilangan nyawanya. Namun pada saat yang tragis itu tidak ada yang melarikan diri, tidak ada yang berpikir untuk menyelamatkan kulitnya sendiri, tidak ada yang meninggalkan yang lain, tetapi semuanya bergabung dalam doa. Dari doa mereka memperoleh kekuatan, dari doa muncul satu kesatuan yang lebih kuat daripada ancaman apa pun. Teks alkitab mengatakan bahwa, “ketika Petrus dipenjarakan, Gereja berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuknya” (Kisah Para Rasul 12:5). Persatuan adalah buah dari doa, karena doa memungkinkan Roh Kudus untuk campur tangan, membuka hati kita untuk berharap, memperdekat jarak dan menyatukan kita pada saat-saat sulit.”
Doa adalah Wadas para murid Yesus untuk bersatu dengan Tuhan. Sebagaimana dalam bacaan Injil atas pengakuan imannya rasul Petrus menjadi Wadas, tempat atau dasar bersatunya para murid Yesus demikian juga kita harus menjadikan doa sebagai wadas iman dan cinta bagi sesama untuk mengakui Tuhan sebagai Allah yang benar. Doa adalah pengakuan iman kita bahwa tidak ada jalan lain untuk menjalin hubungan kita dengan Tuhan. Untuk itu mari kita tiada henti hentinya berdoa agar semua orang bersatu dan mengakui Allah Tritunggal sebagai Tuhan yang benar. Amin
I truly appreciated the way this was presented.