- Kalender Liturgi 06 Feb 2024
Selasa Pekan Biasa V
PW S. Paulus Miki dan teman-temannya, Martir
Warna Liturgi: Merah
Bacaan I: 1Raj 8:22-23.27-30
Mazmur Tanggapan: Mzm 84:3.4.5.10.11
Bait Pengantar Injil: Mzm 119:36a.29b
Bacaan Injil: Mrk 7:1-13
Bacaan I
1Raj 8:22-23.27-30
Engkau telah bersabda, “Nama-Ku akan tinggal di sana.”Dengarkanlah permohonan umat-Mu Israel.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja:
Pada hari pentahbisan rumah Allah, Raja Salomo berdiri di depan mezbah Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel. Ia menadahkan tangannya ke langit, lalu berkata, “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah. Engkau memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu; Benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, apalagi rumah yang ku dirikan ini! Karena itu berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini!Kiranya siang dan malam mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, terhadap tempat yang tentangnya Kau katakan: “Nama-Ku akan tinggal di sana.” Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; Dengarkanlah dari tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 84:3.4.5.10.11
R:2
Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
*Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
*Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung layang-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mesbah-mesbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
*Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Lihatlah kami, ya Allah, perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kau urapi!
*Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Bait Pengantar Injil
Mzm 119:36a.29b
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
Bacaan Injil
Mrk 7:1-13
Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia.
Inilah Injil Suci menurut Markus:
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya -tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?”Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. “Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. ‘Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah, ‘maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Demikianlah sabda Tuhan.
RENUNGAN:
Sesuai janji Allah kepada Abraham maka umat Israel semakin berkembang biak dan jumlahnya makin hari makin banyak. Berbarengan dengan pertambahan penduduk yang tidak terbendung maka munculah banyak kejahatan. Untuk menertibkan semua yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan maka Tuhan Allah membuat sebuah perjanjian dengan umat Israel melalui nabi Musa. Muncullah yang namanya Perjanjian Sinai dengan dua log batu yang tertulis 10 hukum Tuhan sebagai undang undang dasar bagi umat Israel. Undang undang yang tertulis itu mulai diperhatikan dengan baik pada zaman raja Daud dengan sebutan Tabut Perjanjian. Secara simbolis dalam Tabut ini diyakini oleh umat Israel sebagai tempat Allah bersemayam sehingga perlu dijaga dan dihormati. Keyakinan ini membuat Daud berinisiatif membangun tempat penyimpanan Tabut Perjanjian dan diselesaikan pembangunannya pada zaman raja Salomo. Kegembiraan raja Salomo atas keberhasilan membangun Bait Suci dilakukan dengan pesta yang besar dengan mengumpulkan semua kedua belas suku Israel, seraya mengucapkan doa syukur kepada Allah. Salomo juga menyadari bahwa rumah yang didirikannya bagi Tuhan Allah tidak berarti apa apa karena kemegahan Tuhan jauh lebih besar dari Bait Suci itu tetapi Salomo tetap percaya akan janji Allah. Tuhan Allah sudah berjanji bahwa namaNya akan tertera di Bait Suci dengan itu berarti Dia bersemayam di sana. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati Salomo meminta kepada Tuhan agar mendengarkan doanya dan umat Israel bila mereka berseru kepada Tuhan karena di Bait Suci. Atas dasar itulah maka sampai sekarang umat Israel berusaha melaksanakan Hukum Taurat secara baik bahkan kadang dirasakan kaku. Dalam menjalankan perintah Tuhan kadang ada penafsiran yang keliru oleh umat Israel terutama oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi. Kadang Hukum Taurat digunakan untuk membenarkan perbuatan mereka dan kadang aspek kemanusiaan disepelekan agar Hukum Taurat dijalankan.
Yesus menyadarkan mereka akan kekeliruan itu. Hukum yang dibuat bukan bermaksud untuk mempersulit hidup umat melainkan agar umat semakin dekat dengan Tuhan dan sesama melalui perbuatan cinta. Para ahli Taurat kadang melihat hukum Tuhan dari aspek lahiriah dan dalam pelaksanaannya harus menguntungkan mereka. Tuhan Yesus mengeritik sikap hidup para ahli Taurat yang hanya melihat aspek lahiriah dan berusaha menyempurnakannya.
Dalam kehidupan kita sebagai orang beriman dan beragama kita juga harus menyadari maksud dan tujuan yang dikehendaki Allah ketika kita menjalankan hukumNya. Hukum Tuhan harus membebaskan dan mendekatkan kita dan sesama kepada Tuhan. Dengan kata lain sebagai pengikut Yesus , penganut ajaran cinta, mari kita mengamalkan Hukum Perjanjian Baru dengan yakni Cinta Kasih. Tuhan memberkati. Amin