Kalender Liturgi Sabtu 28 Juni 2025 merupakan, hari Sabtu, Peringatan Wajib Hati Tak Bernoda SP Maria, Santo Ireneus dari Lyons, Uskup dan Martir , dengan Warna Liturgi Putih .
Bacaan Pertama Yes. 61:9-11
Beginilah firman Tuhan, “Keturunan umat-Ku akan terkenal di antara para bangsa, dan anak cucu mereka di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang menginduksi Tuhan.”
Aku bersukaria dalam Tuhan, jiwaku menyembunyikan-sorai dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatanku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin pria yang mengenakan hiasan kepala dan seperti pengantin wanita memakai perhiasannya.
Sebab seperti bumi memancarkan tetumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Kidung Tanggapan 1Sam. 2:1,4-5,6-7.8abcd
Ref. Hatiku bersukaria karena Tuhan, Juru Selamatku.
Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang tadinya kenyang kini harus mencari nafkah, tetapi yang dulu lapar kini bisa beristirahat.Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
Tuhan berkuasa menghidupkan dan menghidupkan, Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya. Ia membahas dan meninggikan juga.
Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkannya di antara para bangsawan, dan memberinya kursi terhormat.
Bait Pengantar Injil Alleluya
Ref. Haleluya
Maria menyimpan segala perkara itu dalam hati dan memikirkannya.
Bacaan Injil Luk. 2:41-51
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
Karena mereka mengira bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam umpan Allah; sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala tanggung jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, kenapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku cemas mencarimu.”
Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa Bapak-Ibu mencari Aku? Tidakkah tahu, bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam pengasuhan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan .
U. Terpujilah Kristus.
Renungan:
Peringatan Wajib Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria adalah perayaan liturgis dalam Gereja Katolik yang dirayakan sehari setelah Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus — jadi biasanya jatuh pada hari Sabtu di pekan kedua setelah Pentakosta.
Peringatan ini berfokus pada hati Maria sebagai simbol:
1. Cinta kasihnya yang murni dan tak bercela kepada Allah dan sesama
2. Kesedihannya yang mendalam karena penderitaan Yesus, dan
3. Kesediaannya secara total untuk menyatu dengan rencana keselamatan Allah, meski itu berarti penderitaan besar.
Makna “Tak Bernoda” di sini:
Bukan hanya bebas dari dosa asal seperti dalam dogma Immaculata, tapi juga bebas dari dosa pribadi serta sepenuhnya bersatu dalam kehendak Allah — hatinya benar-benar murni, tidak digerakkan oleh keegoisan, ambisi, atau nafsu duniawi.
Bagi kita umat beriman peringatan ini memiliki makna
1. Hati yang murni dan terbuka bagi Allah
Maria menjadi contoh bagaimana kita dipanggil untuk mencintai Allah dengan tulus dan murni, bukan hanya lewat tindakan, tapi juga dari hati yang terdalam.
2. Hati yang ikut menderita
Maria menyimpan semua hal dalam hatinya (bdk. Luk. 2:19) — termasuk penderitaan saat melihat Putranya disiksa dan disalibkan. Hatinya yang penuh kasih itu juga terluka, tapi tidak ternoda oleh kebencian atau keputusasaan.
3. Panggilan kita untuk meneladan hati Maria
Kita diajak meneladan hatinya: sabar, peka terhadap kehendak Allah, rela berkorban, penuh belas kasih, dan bebas dari dosa.
Gereja Katolik memilih kedua bacaan hari ini karena memiliki alasan yang kuat:
Yesaya 61:9-11 menggambarkan Maria sebagai pribadi yang bersukacita dalam Tuhan
Ayat ini berbicara tentang sukacita orang benar dalam Tuhan dan kemuliaan yang dianugerahkan Tuhan atas umat pilihan-Nya:
“Aku bersukacita di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku.” (Yes. 61:10)
Ini mencerminkan hati Maria yang bersukacita dalam Tuhan, penuh rasa syukur, rendah hati, dan terbuka sepenuhnya kepada kehendak Allah. Hati Tak Bernoda Maria adalah hati yang selalu mengarahkan diri pada Allah dan penuh syukur atas karya-Nya.
Bagi kita bacaan ini memiliki pesan bahwa Hati Maria menjadi contoh nyata dari nubuat ini: hati seorang yang dipenuhi rahmat, bersukacita karena Tuhan, dan menghiasi dirinya bukan dengan kemegahan duniawi, tapi dengan kebenaran dan kasih.
Sedangkan Lukas 2:41-51 berbicara tentang Hati Maria yang merenung dan terluka.
Kisah ini menunjukkan bagaimana Maria dan Yusuf mencari Yesus yang “hilang” di Bait Allah. Setelah menemukan-Nya, Yesus menjawab bahwa Ia harus berada di rumah Bapa-Nya. Meski Maria tidak langsung mengerti, ia menyimpan semuanya dalam hatinya (ayat 51).
“Ibunya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.” (Luk. 2:51)
Hati Maria adalah hati yang peka, sabar, tidak cepat menghakimi, dan mau merenungkan segala sesuatu dalam terang iman. Ini adalah ciri khas Hati Tak Bernoda: penuh pengertian dan kasih, meski harus menanggung luka batin dan kebingungan.
Peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria mengajak kita untuk:
* Memiliki hati yang penuh kasih dan murni seperti Maria (Yesaya),
* Merenungkan dan mempercayai karya Tuhan meski belum sepenuhnya dipahami (Lukas),
* Meneladan iman, kesetiaan, dan pengharapan yang bersumber dari hati yang tak bernoda.
Catatan:
Devosi Hati Maria Tak Bernoda juga dihubungkan dengan tiga rahasia Fatima, di mana Bunda Maria meminta umat untuk mempersembahkan hidup dan bangsa-bangsa kepada Hatinya yang Tak Bernoda.
Banyak umat Katolik menjalankan latihan lima Sabtu pertama sebagai bentuk persembahan kepada Hati Maria Tak Bernoda.
Tuhan memberkati