Kalender Liturgi Senin, 07 April 2025 – Minggu Prapaskah V berwarna ungu
Bacaan I: Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-6
PADA waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku.
Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.” Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya.
Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?”
Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti?
Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!” Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.”
Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya,
“Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh.
Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri!
Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!” Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu.
Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur?
Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!”
Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu.
Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah
Mazmur Tanggapan: Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan Injil: Yoh 8:12-20
SEKALI peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.
Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.
Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Bapa-Mu?” Jawab Yesus: “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.”
Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan:
Bacaan pertama hari ini menceritakan kisah Susana dan dua tua-tua. Ini adalah kisah yang sangat terkenal dalam tradisi Yahudi dan Kristen karena mengandung pesan moral yang kuat tentang keadilan, integritas, dan perlindungan Allah terhadap orang benar.
Latar belakang cerita adalah bahwa Susana adalah seorang perempuan cantik dan saleh, istri dari seorang pria bernama Yoakim. Dua orang tua-tua (pemimpin masyarakat dan hakim) menjadi bernafsu padanya. Mereka mencoba memaksanya untuk berzina, dan ketika Susana menolak, mereka memfitnahnya dengan tuduhan palsu bahwa ia berselingkuh dengan seorang pemuda di taman.
Tua-tua itu memasang perangkap dan memanfaatkan situasi saat Susana sedang mandi. Mereka memfitnah Susana di pengadilan dan rakyat mempercayai mereka karena mereka adalah pemimpin.
Namun Allah membangkitkan Daniel, seorang pemuda bijaksana, yang membela Susana. Ia memisahkan dua tua-tua itu dan menguji mereka secara terpisah. Ketika mereka memberi jawaban berbeda tentang rincian kejadian, kebohongan mereka terbukti. Akhirnya, kedua tua-tua itu dihukum mati, dan Susana dibebaskan.
Kita melihat beberapa hal penting yang masih memiliki relevansinya dengan keadaan kita sekarang
Pertama, Penyalahgunaan Kekuasaan
Konteks kisah: Dua tua-tua adalah pemimpin dan hakim, tetapi mereka menyalahgunakan posisi dan kekuasaan untuk kepentingan pribadi.
Relevansi sekarang: Banyak kasus di dunia modern di mana orang-orang yang berkuasa — baik dalam politik, hukum, atau institusi lainnya — menyalahgunakan otoritas mereka untuk menindas yang lemah atau menutupi kebenaran.
Kedua, Fitnah dan Ketidakadilan
Konteks kisah: Susana difitnah melakukan perbuatan yang tidak dilakukannya, dan ia hampir dihukum mati berdasarkan kebohongan.
Relevansi sekarang: Fitnah, berita palsu (hoaks), dan tuduhan tidak berdasar masih sering terjadi, dan bisa merusak nama baik, karier, atau bahkan nyawa seseorang — terutama jika sistem hukum tidak adil atau bias.
Ketiga, Peran Keberanian dan Integritas
Konteks kisah: Susana tetap teguh dalam kebenaran meski diancam; Daniel berani melawan arus untuk membela keadilan.
Relevansi sekarang: Dibutuhkan keberanian moral dan integritas untuk melawan ketidakadilan di masyarakat, baik melalui media, hukum, atau aktivisme
Keempat, Pentingnya Penyidikan yang Adil
Konteks kisah: Daniel memisahkan dua saksi dan menguji kesaksian mereka, menunjukkan pentingnya penyidikan yang adil dan tidak langsung percaya pada otoritas.
Relevansi sekarang: Prinsip ini sangat penting dalam sistem hukum modern — investigasi yang menyeluruh, transparan, dan tidak bias adalah kunci bagi terciptanya keadilan.
Kelima, Perlindungan bagi yang Lemah
Konteks kisah: Susana adalah simbol orang yang tidak berdaya menghadapi sistem yang korup.
Relevansi sekarang: Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya membela mereka yang terpinggirkan — korban kekerasan, mereka yang tidak punya akses hukum, atau yang suaranya tidak didengar.
Nilai nilai keadilan, integritas, dan perlindungan Allah terhadap orang benar ada pada sosok Putra Allah yakni Tuhan Yesus. Dalam bacaan Injil hari ini Yesus berbicara tentang hubunganNya dengan Bapa sebagai Putra Allah yang benar, yang membawa terang bagi dunia yang hidup dalam kegelapan seperti kedua tua tua dalam bacaan pertama.
Yesus berkata, “Akulah terang dunia…” — Ia datang untuk menerangi hati manusia yang hidup dalam kegelapan dosa, seperti yang dilakukan para pemimpin agama yang menolak-Nya.
Yesus menawarkan terang hidup bagi siapa saja yang mengikut Dia — jaminan keselamatan rohani dan perlindungan dari kegelapan dosa. Yesus menegaskan bahwa kesaksian-Nya benar karena berasal dari Allah Bapa. Ia adalah saksi kebenaran yang mutlak. Namun orang-orang Farisi menilai menurut “daging”, bukan hati nurani. Mereka tidak bisa menerima kebenaran karena hatinya tertutup.
Bacaan bacaan hari ini mengajak kita untuk:
Pertama, hidup dalam terang Kristus dan menjauhi kegelapan dosa.
Kedua, berani membela kebenaran, bahkan ketika itu sulit atau tidak populer.
Ketiga, memiliki integritas seperti Susana dan keberanian seperti Daniel.
Keempat, menerima Yesus sebagai terang yang memberi arah dan keselamatan hidup kita.
Tuhan memberkati. Amin