Kesombongan: ratu kejahatan

Kalender Liturgi 09 Mar 2024

Sabtu Prapaskah III

PF S. Fransiska dari Roma, Biarawati

Warna Liturgi: Ungu

Bacaan I: Hos 6:1-6

Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab

Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab

Bacaan Injil: Luk 18:9-14

 

Bacaan I

Hos 6:1-6

Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.

Bacaan dari Nubuat Hosea:

 

Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman: “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim?Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Mazmur Tanggapan

Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab

R:Hos 6:6

Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.

 

*Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

*Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

*Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu: kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

 

Bait Pengantar Injil

Mzm 95:8ab

Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.

 

Bacaan Injil

Luk 18:9-14

Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah.

 

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

 

Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain: “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

 

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Renungan

 

Dalam audiensinya hari Rabu 5 Maret 2024 Paus Fransiskus menyinggung tentang sifat buruk atau kejahatan kejahatan manusia. Beliau mengurutkan kejahatan itu mulai dari kerakusan sebagai tingkat terendah sampai ke tingkat yang lebih tinggi yaitu kesombongan.

Paus menambahkan bahwa kesombongan adalah ratu dari segala kejahatan. Kesombongan dan keangkuhan sebagai dua kejahatan yang saling berkaitan. Mereka yang menyerah pada kejahatan ini jauh dari Tuhan, dan koreksi terhadap kejahatan ini membutuhkan waktu dan usaha, lebih dari perjuangan apa pun yang dilakukan umat Kristiani.” Jika keangkuhan adalah penyakit diri manusia, maka itu masih merupakan penyakit kekanak-kanakan ketika dibandingkan dengan malapetaka yang dapat ditimbulkan oleh kesombongan.” Kesombongan itu “jahat,” kata Bapa Suci, dan lebih besar pengaruhnya daripada keangkuhan, karena kesombongan muncul dari “pengakuan tidak masuk akal untuk menjadi seperti Tuhan.”

Paus Fransiskus menggambarkan “orang yang sombong” sebagai orang yang memiliki rasa percaya diri dan kedudukannya yang tinggi di dunia, dan bahwa dia adalah “orang yang khawatir jika tidak dianggap lebih hebat dari orang lain, selalu ingin melihat kebaikan dirinya diakui, dan membenci orang lain, menganggap mereka lebih rendah dari dirinya sendiri.” Paus Fransiskus menguraikan apa yang ia lihat sebagai karakteristik orang yang menyerah pada kesombongan, dengan menekankan bahwa orang yang sombong adalah orang yang “kaku”, atau tidak fleksibel, dan orang yang “mudah digiring pada penilaian yang mencemooh.”

“Tidak ada yang bisa dilakukan terhadap orang yang menderita kesombongan. Mustahil untuk berbicara kepada mereka, apalagi mengoreksi mereka, karena pada akhirnya mereka tidak lagi hadir pada dirinya sendiri. Kita hanya perlu bersabar terhadap mereka, karena suatu hari bangunan mereka akan runtuh,”

Bapa Suci mengajak umat beriman untuk “memanfaatkan masa Prapaskah ini untuk melawan kesombongan kita,” dan menambahkan “keselamatan datang melalui kerendahan hati, obat sejati untuk setiap tindakan kesombongan.”

Keangkuhannya dan kesombongan itu ada pada diri orang Farisi dalam Injil hari ini. Dia menilai dirinya sendiri sempurna, lebih suci, lebih baik dan merendahkan orang lain seolah olah dia Tuhan. Hanya Tuhan yang Sempurna dan hanya Tuhan yang berhak menghakimi seseorang. Kita manusia sama di hadapan Tuhan. Tuhan menghendaki agar kita rendah hati seperti di pemungut cukai yang dengan penuh penyesalan mengakui kesalahannya dan memohon Tuhan yang Maha Sempurna untuk mengampuni segala dosanya.

Tuhan Yesus menghendaki agar para pengikutNya bersikap rendah hati seperti pemungut cukai karena Tuhan hanya berkenan kepada orang yang rendah hati.

Oleh karena itu bersama si pemungut cukai dan pemazmur hari ini kita datang kepada Tuhan dan berdoa:

“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku.

Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah”.

Tuhan memberkati. Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *