Ketidakterikatan kepada yang duniawi

Kalender Liturgi 06 Nov 2024

Rabu Pekan Biasa XXXI

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I: Flp 2:12-18

Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1.4.13-14

Bait Pengantar Injil: 1Ptr 4:14

Bacaan Injil: Luk 14:25-33

 

Bacaan I

Flp 2:12-18

Kerjakanlah keselamatanmu.

Allahlah yang mengerjakan dalam dirimu

baik kemauan maupun pelaksanaan.

 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

 

Saudara-saudara kekasih, kalian senantiasa taat.

karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu

dengan takut dan gentar,

bukan saja seperti waktu aku masih hadir,

tetapi lebih-lebih sekarang waktu aku tidak hadir.

Sebab Allahlah yang mengerjakan dalam dirimu

baik kemauan maupun pelaksanaan menurut kerelaan-Nya.

 

Lakukanlah segala sesuatu

tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,

supaya kalian tiada beraib dan tiada bernoda,

sebagai anak-anak Allah yang tak bercela

di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya

dan yang sesat ini.

Maka kalian akan bercahaya di antara mereka

seperti bintang-bintang di dunia,

sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Dengan demikian aku dapat bermegah pada hari Kristus,

bahwa tidak sia-sialah aku berlomba dan berjerih-payah.

Tetapi

sekalipun darahku dicurahkan pada kurban dan ibadah imanmu,

aku bergembira dan aku bersukacita bersama kalian.

Dan kalian pun hendaknya bergembira dan bersukacita bersama aku.

 

Demikianlah sabda Tuhan.

 

 

Mazmur Tanggapan

Mzm 27:1.4.13-14

R:1a

Tuhan adalah terang dan keselamatanku.

 

*Tuhan adalah terang dan keselamatanku,

kepada siapakah aku harus takut?

Tuhan adalah benteng hidupku,

terhadap siapakah aku harus gentar?

 

*Satu hal telah kuminta kepada Tuhan,

saatu inilah yang kuingini:

diam di rumah Tuhan seumur hidupku,

menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.

 

*Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan

di negeri orang-orang yang hidup!

Nantikanlah Tuhan!

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!

Ya, nantikanlah Tuhan!

 

 

Bait Pengantar Injil

1Ptr 4:14

Berbahagialah kalian, bila dinista karena nama Kristus,

sebab Roh Allah ada padamu.

 

 

Bacaan Injil

Luk 14:25-33

Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya

tidak dapat menjadi murid-Ku.

 

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

 

Pada suatu ketika

orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka,

“Jika seorang datang kepada-Ku

dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,

saudara-saudarinya, bahkan nyawanya sendiri,

ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku,

ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

 

Sebab siapakah di antaramu, yang mau membangun sebuah menara,

tidak duduk membuat anggaran belanja dahulu,

apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar

ia tidak dapat menyelesaikannya.

Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata,

‘Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikannya.’

 

Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain,

tidak duduk mempertimbangkan dulu

apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh

yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang?

Jika tidak dapat, ia akan mengirim utusan selama musuh masih jauh

untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

 

Demikianlah setiap orang di antaramu

yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya,

tidak dapat menjadi murid-Ku.”

 

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Renungan:

 

Sebelum saya hidup berbaur dengan masyarakat yang berpaham kiri atau kasarnya komunis di Eropa Timur, wawasan berpikir saya sangat negatif terhadap orang orang dari partai komunis atau di Polandia terkenal dengan partai merah. Pikiran negatif saya yang pertama adalah bahwa mereka atheis. Itu berarti mereka tidak beragama dan tidak percaya bahwa Tuhan Ada, dan yang kedua mereka itu amoral atau tidak beretika, sehingga ketika mendapatkan penempatan di sebuah kota dengan berpredikat merah awalnya saya sangat berhati-hati dengan mereka. Namun apa yang saya alami ternyata lain sama sekali dan jauh berbeda dengan pandangan masyarakat umumnya terhadap mereka. Akhirnya runtuhlah pandangan negatif saya terhadap mereka. Bayangkan 90 persen anggota Gereja saya adalah mereka yang berasal dari partai kiri. Mereka sangat aktif di Gereja dan juga berbagai kegiatan kemanusiaan. Rasa penasaran yang besar saya terhadap gerakan partai yang sangat dibenci oleh kaum kanan Polandia maka suatu hari saya memyamperi seorang pimpinan partai komunis di halaman Gereja dan mengajaknya untuk bertukar pikiran tentang beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mereka. Ternyata gerakan mereka adalah murni berpihak pada kaum marginal atau kecil yang dieksploitasi oleh sistem perekonomian kapitalis liberal. Ternyata mereka sangat sederhana, selain berpihak pada kaum kecil, mereka berani memberikan apa yang ada pada mereka kepada orang-orang yang sangat membutuhkan. Ketika saya menyampaikan isi hati saya kepada para pastor muda di paroki tersebut mereka pun menyetujui bahwa apa yang dikatakan ketua partai benar dan seringkali ketika Gereja berurusan dengan pemerintah malah yang menyulitkam adalah orang orang dari partai kanan yang anti komunis. Pada akhir perbincangan dia bertanya kepada saya: apakah pikiran dan gerakan kami berlawanan dengan ajaran Tuhan Yesus dan apakah kami bukan murid Yesus? Saya pun terdiam karena mereka dengan sepenuh hati melepaskan segalanya demi melayani sesama yang merupakan ciptaan Tuhan yang sama. Akhirnya saya teringat dengan perkataan Romo Magnis Suseno bahwa keberpihakan pemerintah Indonesia terhadap rakyat kecil tidak ada karena Indonesia tidak memiliki partai kiri yang sungguh sungguh membela orang kecil dan hidup sederhana seperti orang kecil.

Yesus dengan tegas mengatakan bahwa “setiap orang di antaramu yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” Kadang banyak orang mengakui bahwa mereka murid Yesus tetapi mereka buta dan tuli terhadap penderitaan sesama. Mereka egois dan sulit untuk berbagi dengan sesama yang menderita baik dalam komunitas maupun masyarakat. Atau kadang pemberian mereka karena terpaksa sehingga di belakang mereka bersungut-sungut atau mengeluh. Santo Paulus dengan tegas mengatakan kepada jemaat di Filipina untuk tidak bersungut-sungut dan mengeluh: “Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,

supaya kalian tiada beraib dan tiada bernoda,

sebagai anak-anak Allah yang tak bercela

di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini.

Maka kalian akan bercahaya di antara mereka

seperti bintang-bintang di dunia,

sambil berpegang pada sabda kehidupan.”

Kita pun dihimbau kalau kita mau menjadi pengikut Yesus yang sejati hendaklah kita melepaskan diri dari keterikatan duniawi dan secara murni dan tulus melayani Yesus dalam diri sesama yang membutuhkannya.

Menjadi murid Yesus bukan hanya di atas kertas pada surat permandian melainkan dengan tulus melayani sesama terutama orang orang kecil seperti yang dilakukan oleh orang orang yang dianggap atheis

Tuhan memberkati. Amin.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *