Murah hati

Kalender Liturgi 26 Feb 2024

Senin Prapaskah II

Warna Liturgi: Ungu

Bacaan I: Dan 9:4b-10

Mazmur Tanggapan: Mzm 79:8.9.11.13

Bait Pengantar Injil: Yoh 6:64b.69b

Bacaan Injil: Luk 6:36-38

Bacaan I

Dan 9:4b-10

Kami telah berbuat dosa dan salah.

 

Bacaan dari Nubuat Daniel:

 

Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.

 

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Mazmur Tanggapan

Mzm 79:8.9.11.13

R:Mzm 103:10a

Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.

 

*Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.

*Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

*Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.

*Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun-temurun.

 

Bait Pengantar Injil

Yoh 6:64b.69b

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

 

Bacaan Injil

Luk 6:36-38

Ampunilah, dan kamu akan diampuni.

 

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

 

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Demikianlah sabda Tuhan.

 

RENUNGAN

Dalam masa prapaskah ini kita terus diingatkan oleh Gereja untuk kembali menjalin hubungan atau yang baik dengan Tuhan dan sesama. Mengapa? Tuhan hadir dalam diri sesama. Jika kita mengasihi sesama berarti mencintai Tuhan. Begitupun sebaliknya jika kita membenci sesama berarti membenci Tuhan. Kita semua adalah citra Allah tetapi karena dosa Adam, Kita semua diwariskan dosa asal yang membuat kita hidup dalam dunia yang penuh dengan kebencian, irihati dan sejenisnya. Kita disadarkan bahwa kita mahkluk yang berdosa. Hidup kita selalu dipenuhi dengan segala keterbatasan atau pengalaman negatif yang selalu menyakiti sesama dan Tuhan. Dengan mengatakan bahwa kita tidak berdosa adalah sebuah bentuk kesombongan yang juga termasuk dosa. Saya teringat sebuah nasihat orang yang lebih tua ketika saya mengunjunginya. Memang dia seorang pendoa dan sangat ketat mengikuti aturan Gereja. Begitu banyak nasihat baik yang diberikan kepada saya tetapi ada suatu kalimat yang disanggahi oleh saya. Dia mengatakan bahwa dia orang kudus dan tidak ada dosa sehingga saya harus mengikuti teladannya. Saya menyanggahnya dengan mengatakan bahwa ada tidak ada orang yang tidak berbuat dosa selama masih hidup di dunia ini kecuali Bunda Maria. Itu sanggahan saya. Dengan mengatakan dia tidak berdosa sebenarnya dia sudah berdosa. Lantai atau ruangan manapun walaupun sudah dibersihkan dan tidak ditinggal orang tetap akan ada debu yang menempel. Begitu pula dengan kita. Ketika pada malam perjamuan terakhir Petrus tidak mau kakinya dibasuh oleh Yesus tetapi Yesus mengingatkan bahwa walaupun sudah bersih tetapi ada bagian tubuh yang masih kotor. Oleh karena itu Gereja menganjurkan agar kita sesering mungkin mengaku dosa.

Kesombongan rohani ini sering dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka kadang menganggap dirinya lebih Kudus sehingga mereka berbuat apa saja termasuk menghakimi sesama tanpa beban. Hari ini bersama nabi Daniel, mereka menyadarinya dan mohon ampun kepada Tuhan.

Tuhan sangat berkenan kepada orang yang rendah hati, yang tidak menyombongkan diri atau orang yang bermurah hati. Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengatakan bahwa: “hendaklah kamu murah hati seperti BapaMu adalah murah hati”. Lawan dari murah hati sebenarnya bukan saja kesombongan tetapi sifat sifat buruk yang berhubungan dengan hati seperti dengki, dendam, marah, iri sombong dan sejenisnya. Sifat sifat ini diwariskan oleh manusia pertama kepada turunannya. Adam dan Hawa irihati kepada Tuhan dan ingin menyamakan kedudukan dengan Tuhan setelah digoda setan melalui ular. Orang yang murah hati adalah orang yang memiliki hati yang tulus, murni, bersih, tidak suka menghakimi, tidak suka menghukum sesama dan suka mengampuni sesama. Yesus mengingatkan kita bahwa kita hendaknya sadar akan ketidaksempurnaan itu dan berendah hati satu sama lain. Yesus menyadarkan bahwa apa yang kita lakukan terhadap sesama seperti menghakimi atau mengukur dalam arti negatif akan terjadi pada diri kita karena sesama adalah diri kita sendiri yang merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang tidak sempurna. Selain itu juga Tuhan hadir dalam diri sesama terutama mereka yang terzolimi. Tuhan yang adalah Murah hati membutuhkan hati kita sebagai tempat bersemayam. Jika hati kita jahat maka Tuhan tidak akan pernah tinggal dalam hati kita melainkan setan dan segala kejahatan yang menguasai diri kita. Itu membuat kita tidak menikmati kedamaian. Kita bisa menyaksikan dalam hidup kita, dalam keluarga atau masyarakat kita. Jika orang orangnya memiliki kemurahan hati akan membuat lingkungannya menjadi nyaman, aman dan damai tetapi jika kita tidak menemukan orang orang seperti itu di sana kejahatan merajalela. Dunia seakan akan menjadi neraka bagi para penghuninya. Mari kita bermurah hati agar Tuhan tinggal bersama kita dan kita akan mengalami kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup kita. Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *