Pekan doa sedunia hari keempat

*_PEKAN DOA se-dunia untuk Persatuan Umat Kristiani_*

*Hari ke-4:*
*Minggu, 21 Januari 2024*

“Ketika dia melihatnya…”

Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. (Luk 10:31)

*Kitab Suci:*

Yesaya 58:6-9a
Mazmur 34:15-22

*Meditasi:*

Perumpamaan tentang Orang Samaria yang baik hati, menceritakan tentang seorang imam dan orang Lewi yang berjalan melewatinya dari seberang jalan. Mereka tentunya mempunyai alasan kuat untuk tidak membantu, karena mungkin sudah siap untuk melakukan ritual keagamaan tertentu dan berisiko menajiskan ritual jika orang tersebut sudah meninggal. Namun dalam banyak kesempatan, Yesus mengkritik model kepemimpinan agama seperti ini, karena menempatkan aturan agama di atas kewajibannya untuk berbuat baik. Dan faktanya, sikap mereka justru melanggar Taurat.

Awal teks Pekan Doa se-dunia menceritakan kepada kita bagaimana ahli Taurat ingin membenarkan dirinya sendiri. Imam dan orang Lewi dalam perumpamaan itu mungkin merasa dibenarkan atas perbuatan mereka. Sebagai umat Kristiani, seberapa jauh kita siap untuk melampaui aturan demi melakukan niat untuk berbuat baik? Kadang-kadang kepicikan kita dalam hidup bersama ataupun dikondisikan oleh budaya, sehingga dapat menghalangi kita untuk melihat apa yang baik, yang ada dalam kehidupan nyata serta kesaksian hidup dari saudara-saudari yang berasal dari tradisi Kristen lainnya. Ketika kita membuka mata untuk melihat bagaimana kasih Allah dinyatakan oleh rekan-rekan dari tradisi Kristen lain, kita akan semakin dekat dengan mereka dan semakin tertarik pada kesatuan yang lebih dalam dengan mereka.

Perumpamaan Yesus tentang ‘Orang Samaria yang baik hati’ tidak hanya menantang kita untuk berbuat baik, namun juga memperluas wawasan kita, bahwa ada Orang Samaria lain yang baik hatinya, yang sering kali tidak kita duga, sudah dan sedang membantu kita.

*Doa:*

Tuhan Yesus Kristus, saat kami melakukan perjalanan bersama-Mu menuju Persatuan Umat Kristiani, semoga mata kami tidak berpaling, tetapi terbuka lebar terhadap dunia nyata untuk saling membantu. Saat kami menjalani kehidupan, semoga kami berhenti untuk merangkul yang lemah, membalut mereka yang terluka dan dengan demikian merasakan kehadiran-Mu di dalam diri mereka, karena Engkaulah yang hidup dan memerintah, kini dan selama-lamanya. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *