Kalender Liturgi Jumat 11 April 2025 merupakan Hari Jumat Pekan V Prapaskah, peringatan fakultatif Santo Stanislaus dari Krakow, Uskup dan Martir, Santo George Gersave OSB, Martir, dengan warna liturgi ungu.
Bacaan I: Yer 20:10-13
Aku telah mendengar bisikan banyak orang: “Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!”
Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: “Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!”
Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!
Ya Tuhan semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Menyanyilah untuk Tuhan, pujilah Tuhan! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.
Mazmur: 18:2-3a.3bc-4.5-6.7
Ref. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku.
Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku.
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat daripada musuhku.
Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku; tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.
Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan. Kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya
Bacaan Injil: Yoh 10:31-42
Sekali peristiwa orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”
Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.
Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan:
Bacaan pertama Yeremia 20:10-13 memperlihatkan pergumulan batin nabi saat menghadapi penolakan dan ancaman dari orang-orang di sekitarnya.
Yeremia mengungkapkan rasa takut dan tekanan karena orang-orang mengintainya dan menginginkan kejatuhannya. Mereka bahkan berkata, “Adukanlah dia!” dan berharap bisa mengalahkannya. Namun, Yeremia menyatakan keyakinannya bahwa Tuhan menyertainya seperti “pahlawan yang gagah perkasa.” Ia percaya bahwa musuh-musuhnya akan dipermalukan dan tidak berhasil. Ia lalu memuji Tuhan karena membela orang tertindas dan membalas orang jahat.
Yeremia merasakan pengkhianatan dan tekanan dari teman-temannya sendiri. Ini menunjukkan bahwa bahkan seorang nabi bisa mengalami rasa takut, frustrasi, dan kesepian.
Namun ada suatu Kepercayaan besar dari sang nabi kepada Tuhan di tengah penderitaan. Kita melihat bahwa meskipun dikepung oleh ketakutan dan ancaman, Yeremia tetap menaruh harapannya kepada Tuhan. Ia yakin bahwa Tuhan membela kebenaran dan tidak akan membiarkan orang jahat menang.
Yeremia meyakini bahwa Tuhan adalah pembela orang benar dimana pada ayat 12-13 dia menekankan bahwa Tuhan menyelidiki hati dan membela orang tertindas. Yeremia berseru untuk memuji Tuhan karena keadilan-Nya.
Yeremia tidak membalas dendam, tetapi menyerahkan semuanya kepada Tuhan dalam doa dan pujian. Ini memberi teladan bagaimana orang beriman harus merespons tekanan.
Kisah Yeremia sebagai seorang utusan Tuhan dan orang benar juga dialami oleh Yesus yang adalah Putra Allah yang diutus Bapa. Penolakan terhadap Yesus datang karena orang-orang tidak memahami siapa Dia sesungguhnya. Mereka melihat-Nya hanya sebagai manusia biasa, padahal Yesus menyatakan identitas-Nya sebagai Anak Allah yang satu dengan Bapa.
KeilahianNya tidak hanya dengan berbicara, tetapi juga melakukan pekerjaan yang berasal dari Bapa—tanda bahwa Ia memang utusan Allah. Ia menantang orang-orang untuk melihat karya-Nya sebagai bukti. Namun orang-orang Yahudi tidak bisa menerima kebenaran karena mereka sudah menutup hati. Ini menjadi peringatan agar kita tetap terbuka terhadap karya Allah, meskipun mungkin tidak sesuai dengan harapan kita.
Tapi Banyak orang percaya kepada Yesus karena kesaksian Yohanes dan karena mereka melihat sendiri apa yang Yesus lakukan. Iman bisa tumbuh lewat kesaksian hidup yang otentik dan karya nyata.
Pesan untuk kita:
Pertama, Saat menghadapi tekanan, fitnah, atau pengkhianatan, kita bisa belajar dari Yeremia untuk tetap percaya kepada Tuhan, menyerahkan masalah kita kepada-Nya, dan tetap bersyukur serta memuji-Nya. Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang berjalan dalam kebenaran.
Kedua, Membuka hati terhadap karya Allah dalam hidup kita, meski kadang sulit dimengerti.
Ketiga, Menyadari bahwa iman sering bertumbuh dari pengalaman dan kesaksian hidup yang nyata.
Keempat, kita harus percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah dan utusan Bapa untuk menyelamatkan kita. Amin
Amennn
Percayalah kepada Allah dan juga kepada Aku ( Yesus) sebab Aku & Bapa adalah satu
Aminn 🙏