Santo Yoseph Freinademetz: benih yang menghasilkan banyak buah

Kalender Liturgi Rabu 29 Januari 2025 merupakan Hari Rabu Biasa III, Santo Gildas Yang Bijaksana, Pengaku Iman, Santo Joseph Freinademetz, Imam, dengan Warna Liturgi Hijau.

 

 

Bacaan pertama Ibr 10:11-18

 

Kristus menyempurnakan untuk selamanya orang-orang yang dikuduskan-Nya.

 

Saudara-saudara, setiap imam melakukan pelayanannya tiap-tiap hari, dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.

Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu kurban karena dosa, dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah. Sekarang Ia hanya menantikan saat, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.

Sebab oleh satu kurban itu saja Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Tentang hal itu Roh Kudus pun memberi kesaksian kepada kita, sebab Ia sendiri bersabda, “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka, pada hari-hari yang akan datang:

Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” Jadi apabila untuk semuanya itu sudah ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan kurban karena dosa.

 

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

 

Mazmur Tanggapan Mzm 110:1.2.3.4

 

Ref: Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.

 

Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!”

 

Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!

 

Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu, sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.

 

Tuhan telah bersumpah, dan tidak akan menyesal: “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”

 

 

Bacaan Injil Mrk 4:1-20

 

Seorang penabur keluar untuk menabur.

 

Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ,sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu.

Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan. Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, “Dengarlah! Ada seorang penabur keluar untuk menabur.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati,

sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.”

Dan Yesus bersabda lagi, “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya,

“Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.”

Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?Penabur itu menaburkan sabda.

Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah Iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka.

Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja.

Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah.

Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat,ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.”

 

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

 

Renungan:

Semakin hari semakin banyak orang yang tertarik dengan kehadiran Yesus. Ketertarikan mereka disebabkan oleh banyak hal antara lain karena iman akan kuasa Yesus sehingga percaya dengan sungguh bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias dan yang lain tertarik karena perbuatan baik dan mujizat mujizat yang dilakukan oleh Tuhan sehingga mereka melihat Yesus hanya sebagai seorang Nabi besar atau seorang pembuat mujizat. Melihat banyak yang mengikutiNya maka Tuhan Yesus mulai mengajar mereka namun Yesus selalu menggunakan perumpamaan perumpamaan agar mereka sendiri yang merefleksikan dan menarik kesimpulan tentang isi perumpamaan itu sehingga Dia mengatakan bahwa siapa bertelinga hendaknya dia mendengar. Yesus mengetahui bahwa motivasi mereka mengikutiNya berbeda seorang dari yang lain sehingga kali ini Tuhan Yesus menceriterakan tentang Penabur yang keluar untuk menabur. Penabur adalah diriNya sendiri, benih adalah ajaranNya dan wadah atau tanah adalah manusia yang mendengar ajaranNya. Ada orang seperti benih yang tumbuh di atas tanah berbatu dan berduri karena motivasinya dangkal. Mereka mengikuti Yesus hanya karena mujizat. Mereka maunya hidup serba enak. Ada orang yang mengikuti Yesus karena iman akan kuasaNya dan mereka ini tumbuh di tanah yang subur.

Salah seorang yang seperti benih yang tumbuh di tempat subur adalah Santo Yoseph Freinademetz. Dia lahir pada tahun 1852 dalam sebuah keluarga besar di kota Badia di kekaisaran Austria (sekarang bagian dari Italia). Dia adalah salah satu misionaris pertama dalam Serikat Sabda Allah. Setelah mengucapkan kaulnya sebagai Misionaris Sabda Ilahi, Joseph diutus ke komunitas misinya di Hong Kong. Setelah dua tahun, dia dan rekan misionarisnya, Johann Baptist von Anzer, pindah ke wilayah Provinsi Shantung, Tiongkok. Dia bekerja dengan sepenuh hati sehingga dia tidak pernah pulang ke tanah kelahirannya sampai dia wafat pada tanggal 28 Januari 1908, dimakamkan di Daijiazhuang di bawah stasiun kedua belas Jalan Salib Motto hidup Santo Yoespeh Freinademetz: “Satu-satunya bahasa yang dipahami setiap orang adalah bahasa cinta” telah mencakup seluruh hidupnya. Dia telah belajar untuk mencintai Tiongkok dan rakyatnya; dia menjadi orang Tionghoa bagi orang Tionghoa. Dalam salah satu suratnya di rumah, dia menulis: “Di surga saya akan menjadi orang Tionghoa.” Santo Yoseph Freinademetz sungguh sungguh memiliki telinga yang baik yang mendengar ajaran Tuhan Yesus dan mewartakan kepada orang Tiongkok. Dia adalah benih yang ditaburkan di tanah yang subur yang menghasilkan buah berlipat ganda. Santo Yoseph Freinademetz doakanlah kami. Amin

 

One thought on “Santo Yoseph Freinademetz: benih yang menghasilkan banyak buah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *