Kalender Liturgi 23 Apr 2024
Selasa Paskah IV
PF S. Georgius, Martir
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Kis 11: 19-26
Mazmur Tanggapan: Mzm 87:1-3.4-5.6-7
Bait Pengantar Injil: Yoh 10:27
Bacaan Injil: Yoh 10:22-30
Bacaan I
Kis 11: 19-26
Mereka berbicara kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan.
Bacaan dari Kisah Para Rasul:
Banyak saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia, dan berbicara juga kepada orang-orang Yunani; mereka ini memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Tangan Tuhan menyertai mereka, dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat di Yerusalem itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang.Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 87:1-3.4-5.6-7
R:Mzm 117:1a
Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!
*Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
*Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, “Ini dilahirkan di sana.” Tetapi tentang Sion dikatakan:” Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya,” dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
*Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung: “Ini dilahirkan di sana.” Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, “Semua mendapatkan rumah di dalammu.”
Bait Pengantar Injil
Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.
Bacaan Injil
Yoh 10:22-30
Aku dan Bapa adalah satu.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
Pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem, ketika itu musim dingin,
Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya, “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Yesus menjawab mereka, “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan:
Bangsa Indonesia bersyukur kepada Tuhan karena atas kehendakNya maka lahirlah Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. Tanpa Pancasila maka belum tentu kita mengenal bangsa Indonesia seperti yang kita miliki saat ini. Dengan asas berbeda beda tetapi tetap satu maka diharapkan agar apapun keputusan persengketaan Pemilu oleh MK harus dihormati oleh warga negara. Itulah untungnya ada Pancasila. Dengan prinsip siapapun Presidennya kita harus tetap bersatu. Kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa bisa terjadi jika ada Persatuan. Persatuan hanya mungkin terjadi hanya karena adanya unsur kebaikan dan saling menghormati antara suku, ras, budaya dan agama.
Yesus hari ini berbicara tentang persatuan atau kesatuan antara Dia dengan BapaNya. Kita menyadari bahwa tidak mudah untuk memahami kesatuan antara Yesus dan Bapa. Para murid yang sudah sehari-hari hidup dengan Yesus saja tidak bisa langsung mengenal dan memahami bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah. Mereka mendengar langsung pengajaran-pengajaran-Nya yang mengagumkan. Mereka melihat dengan mata sendiri mukjizat-mukjizat yang Yesus lakukan. Mereka mengalami secara pribadi kasih dan kebaikan Tuhan Yesus Kristus. Namun, mereka tidak mengerti bahwa Yesus dan Bapa adalah satu. Karena itu, Yesus menjelaskan hal ini kepada mereka terus menerus supaya mereka percaya kepada Dia, bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Atau, setidak-tidaknya mereka harus percaya karena mereka menyaksikan pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan. Sebab, tidak mungkin Yesus dapat melakukan semua itu tanpa kuasa Allah yang Ia sendiri miliki. Yesus dan Bapa sehakikat, dua pribadi tetapi satu dalam keAllahan. Persatuan dan kesatuan terjadi hanya karena Dua pribadi itu baik.
Kesatuan yang dimaksudkan oleh Yesus bukan hanya kesatuan “hakikat”, “esensi” atau “derajat”. Tetapi juga yang dimaksudkan oleh Yesus adalah kesatuan relasional yang membawa kepada kesatuan fungsional, yakni: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus itu semuanya dilakukan dalam nama Bapa dan Yesus dan Bapa bersama-sama melindungi domba-domba yang diberikan Bapa kepadaNya.
Ada teolog yang menganalogikan kesatuan Yesus dan Bapa seperti kesatuan yang terjadi pada telur. Di dalam telur ada cairan kuning dan putih, meskipun mereka satu sebagai telur tetapi tidak tercampur melainkan memiliki fungsi masing masing. Ingat ini sebuah analogi. Tetapi seorang Teolog katolik menjelaskan kesatuan Allah Tritunggal dengan Air. Air bisa berbentuk padat yang kita sebut es, air berbentuk gas disebut uap dan air yang berbentuk cairan. Masing masing dengan fungsi yang berbeda tetapi tetap satu yaitu air. Itulah analogi kesatuan.
Untuk memahami kesatuan antara Yesus dan Bapa sebenarnya yang sangat dibutuhkan adalah iman. Seorang manusia harus memiliki dasar iman yang kuat akan Yesus. Dasar iman ini dimiliki juga oleh orang Yunani, Siprus, Fenisia, Antiokhia dan Kirene. Ketika kepada mereka diwartakan oleh Barnabas dan Paulus tentang Yesus sebagai Putra Allah yang wafat dan bangkit maka mereka pun percaya. Akibat banyaknya pengikut Yesus yang percaya dari berbagai suku bangsa maka di Antiokhia untuk pertama kalinya para pengikut Yesus disebut Kristen. Predikat ini terus digunakan sampai sekarang untuk membedakan para pengikut Yesus dengan mereka yang berkeyakinan lain. Terimakasih Tuhan karena Engkau mengutus Roh Kudus kepada kami sehingga kami menjadi pengikutMu. Semoga kami menjadi pengikutMu yang setia sampai di akhir zaman. Amin